MAKALAH GERAK PADA TUMBUHAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap makhluk hidup (organisme)
mampu menerima dan menanggapi rangsangan yang disebut iritabilitas. Salah satu
bentuk tanggapan yang umum dilakukan berupa gerak. Gerak adalah perubahan posisi
tubuh atau perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh sebagai
respon yang diberikan terhadap rangsangan dari lingkungan dan akibat adanya
pertumbuhan.
Gerak
merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan
hidupnya. Gerak yang terjadi pada tumbuhan berbeda dengan gerak yang dilakukan
oleh hewan dan manusia. Gerak pada tumbuhan bersifat pasif, artinya tidak
memerlukan adanya pindah tempat. Gerak dapat terjadi karena adanya pengaruh
rangsangan (stimulus).
Rangsangan
yang mempengaruhi terjadinya suatu gerak pada tumbuhan antara lain : cahaya,
air, sentuhan, suhu, gravitasi dan zat kimia. Rangsangan tersebut ada yang
menentukan arah gerak tumbuhan dan ada pula yang tidak menentukan arah gerak
tumbuhan. Rangsangan yang menentukan arah gerak akan menyebabkan tumbuhan
bergerak menuju atau menjauhi sumber rangsangan.
Iritabilitas
pada tumbuhan disebabkan karena adanya bagian dinding sel yang tidak mengalami
penebalan. Pada bagian ini terdapat suatu celah yang disebut noktah yang
menghubungkan sel satu dengan yang lain. Melalui noktah terjadi hubungan antara
sel satu dengan lainnya oleh penjuluran-penjuluran protoplasma atau
benang-benang plasma yang disebut plasmodesmata
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah :
1. Untuk
memahami tentang gerak pada tumbuhan
2. Untuk
memahami tentang macam-macam gerak pada tumbuhan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis-jenis Gerak pada Tumbuhan
Beberapa gerak yang dilakukan oleh
tumbuhan, dihasilkan sebagai respon tumbuhan terhadap sejumlah rangsangan dari
luar atau dari lingkungannnya. Gerak pada tumbuhan paling banyak berorientasi
pada cahaya dan gravitasi.
Berdasarkan atas penyebab timbulnya
gerak, dapat dibedakan antara gerak
tumbuh dan gerak turgor. Gerak tumbuh adalah gerak yang ditimbulkan oleh
adanya pertumbuhan, sehingga menimbulkan perubahan plastis atau “irreversible”.
Gerak turgor adalah gerak yang timbul karena terjadi perubahan turgor pada
sel-sel tertentu, dan sifatnya elastis atau “reversible”.
Berdasarkan
arah rangsangannya, gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi dua, yaitu : gerak etionom dan gerak endonom (autonom).
Gerak etionom merupakan reaksi gerak
tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar. Sedangkan gerak endonom (autonom) merupakan
reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari dalam atau
dari tumbuhan itu sendiri.
2.1.1 Gerak Etionom
Berdasarkan
hubungan antara arah respon gerakan dengan asal rangsangan, gerak etionom dapat
dibedakan menjadi : gerak tropisme,
gerak nasti dan gerak taksis.
2.1.1.1
Gerak Tropisme
Tropisme adalah gerak
bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan.
Bagian yang bergerak itu misalnya cabang, daun, kuncup bunga atau sulur.
Gerak
tropisme dapat dibedakan menjadi tropisme
positif apabila gerak itu menuju sumber rangsangan dan tropisme negatif apabila gerak itu menjauhi sumber rangsangan.
Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, tropisme dapat dibedakan lagi menjadi
fototropisme, geotropisme,
hidrotropisme, kemotropisme, tigmotropisme dan gravitoprisme.
2.1.1.1.1
Fototropisme
Fototropisme adalah gerak bagian
tumbuhan karena rangsangan cahaya. Gerak bagian tumbuhan yang menuju ke arah
cahaya disebut fototropisme positif. Misalnya gerak ujung batang tumbuhan
membelok ke arah datangnya cahaya.
Telaah
mengenai mekanisme fototropisme di mulai oleh percobaan yang dilakukan oleh
Charles Darwin dan putranya Francis. Percobaan dilakukan dengan menghilangkan
ujung pucuk batang, dan didapatkan hasil bahwa fototropisme tidak terjadi
disebabkan hilangnya pucuk tersebut. Begitu pula ketika ujung pucuk di lapisi
bahan yang tidak dapat ditembus cahaya. Namun, fototropisme tetap terjadi
ketika seluruh bagian tumbuhan dikuburkan ke dalam pasir hitam halus dan hanya
ujung pucuk yang berada di luar, yang menyebabkan membeloknya batang. Dari
percobaan ini dijelaskan bahwa, rangsangan (cahaya) terdeteksi pada suatu
tempat (ujung pucuk) dan responnya (pelengkungan) dilaksanakan di tempat lain
(daerah perpanjangan).
Mekanisme fototropisme dijelaskan
dari percobaan yang dilakukan oleh Boysen dan Jensen dan disempurnakan dengan
penemuan auksin oleh F.W. Went. Auksin memiliki peran penting dalam pembelokan
batang ke arah cahaya. Auksin merupakan kordinato kimiawi yang berperan dalam
pertambahan sel dan pertumbuhan. Auksin berada pada ujung pucuk, sehingga
ketika cahaya berada di atas tumbuhan, akan terjadi distribusi auksin dari
pucuk ke daerah pemanjangan secara vertikal. Namun ketika cahaya diberikan dari
salah satu sisi batang, menyebabkan distribusi auksin secara lateral
(asimetrik) dari sisi yang mendapatkan cahaya ke sisi yang gelap. Bagian
tanaman yang tidak disinari mendapatkan konsentrasi auksin yang lebih tinggi.
Hal ini menyebabkan sisi batang yang
pada daerah gelap akan mengalami pertumbuhan sel lebih cepat, sehingga batang
seperti berbelok ke arah datangnya cahaya. Bagian tanaman yang tidak disinari
mendapatkan konsentrasi auksin yang lebih tinggi.
Diperkirakan distribusi auksin yang
asimetrik, disebabkan oleh gabungan tiga mekanisme yang berbeda, yaitu:
- Terjadinya perusakan auksin oleh cahaya (photodestruction) pada bagian koleoptil yang terkena cahaya.
- Meningkatnya sintesis auksin pada bagian koleoptil yang gelap
- Adanya angkutan auksin secara lateral dari bagian yang terkena cahaya menuju ke bagian yang gelap.
Cahaya yang paling efektif dalam
merangsang fototropisme adalah cahaya gelombang pendek, sedangkan cahaya merah
tidak efektif. Di duga respon fototropis ini ada kaitannya dengan karoten dan
riboflavin, karena kombinasi penyerapan spectrum oleh karoten dan riboflavin
mirip dengan pola kerja spektrum terhadap fototropisme.
Gambar gerak ujung batang menuju datangnya cahaya
Gambar gerak bunga matahari menuju matahari juga termasuk gerak
fototropisme
2.1.1.1.2
Geotropisme
Geotropisme adalah gerak bagian
tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi. Jika arah geraknya menuju rangsang
disebut geotropisme positif,
misalnya gerakan akar menuju tanah. Jika arah geraknya menjauhi rangsang
disebut geotropisme negatif,
misalnya gerak tumbuh batang menjauhi tanah.
Akar
selalu tumbuh ke arah bawah akibat rangsangan gaya tarik bumi (gaya gravitasi).
Gerak tumbuh akar ini merupakan contoh lain dari gerak tropisme. Gerak yang
disebabkan rangasangan gaya gravitasi disebut geotropisme. Karena gerak akar
diakibatkan oleh rangsangan gaya tarik bumi (gravitasi) dan arah gerak menuju
arah datangnya rangsangan, maka gerak tumbuh akar disebut geotropisme positif.
Sebaliknya gerak organ tumbuhan lain yang menjauhi pusat bumi disebut
geotropisme negatif.
Contoh lain dari geotropisme adalah
gerak tumbuh pada bunga kacang. Pada waktu bunga mekar, geraknya menjauhi pusat
bumi, maka termasuk geotropisme negatif. Tetapi setelah terjadi pembuahan,
gerak bunga kemudian ke bawah menuju tanah ke pusat bumi dan berkembang terus
menjadi buah kacang tanah. Dengan demikian, terjadi perubahan gerak tumbuh pada
bunga kacang tanah. Sebelum pembuahan adalah geotropisme negatif dan setelah
pembuahan adalah geotropisme positif. Pertumbuhan bunga ini dipengaruhi oleh
peranan hormon pertumbuhan.
Keadaan auxin dalam proses
geotropisme ini, apabila suatu tanaman (celeoptile) diletakan secara
horizontal, maka akumulasi auxin akan berada di dagian bawah. Hal ini
menunjukan adanya transportasi auxin ke arah bawah sebagai akibat dari pengaruh
geotropisme. Untuk membuktikan pengaruh geotropisme terhadap akumulasi auxin,
telah dibuktikan oleh Dolk pd tahun 1936 (dalam Wareing dan Phillips 1970).
Dari hasil eksperimennya diperoleh petunjuk bahwa auxin yang terkumpul di
bagian bawah memperlihatkan lebih banyak disbanding dengan bagian atas. Sel-sel
tanaman terdiri dari berbagai komponen bahan cair dan bahan padat. Dengan
adanya gravitasi maka letak bahan yang bersifat cair akan berada di atas.
Sedangkan bahan yang bersifat padat berada di bagian bawah. Bahan-bahan yang
dipengaruhi gravitasi dinamakan statolith (misalnya pati) dan sel yang
terpengaruh oleh gravitasi dinamakan statocyste (termasuk statolith).
Gambar geotropisme positif dan negatif
2.1.1.1.3
Hidrotropisme
Hidrotropisme adalah gerak bagian
tumbuhan karena rangsangan air. Jika gerakan itu mendekati air maka disebut hidrotropisme positif. Misalnya, akar
tanaman tumbuh bergerak menuju tempat yang banyak airnya di tanah. Jika tanaman
tumbuh menjauhi air disebut hidrotropisme
negatif. Misal gerak pucuk batang tumbuhan yang tumbuh ke atas air.
Respon
tumbuhan tanaman ditentukan oleh stimulus gradient atau konsentrasi air
(kelembaban). Kelembaban menyebabkan membeloknya akar ke daerah yang mengandung
air dengan konsentrasi yang lebih besar.
Pengamatan terkait hidrotropisme
belum banyak berkembang, karena bagian tumbuhan yang mendapat pengaruh adalah
akar. Tetapi jika dibandingkan dengan pengaruh gravitasi, pertumbuhan akar ke
bawah lebih di mungkinkan karena adanya rangsangan gravitasi di bandingkan
rangsangan air.
2.1.1.1.4
Kemotropisme
Kemotropisme adalah gerak bagian
tumbuhan karena rangsangan zat kimia. Jika gerakannya mendekati zat kimia
tertentu disebut kemotropisme posistif.
Misalnya gerak akar menuju zat di dalam tanah. Jika gerakannya menjauhi zat
kimia tertentu disebut kemotropisme
negatif. Contohnya gerak akar menjauhi racun.
2.1.1.1.5
Tigmotropisme
Tigmotropisme adalah gerak bagian
tumbuhan karena adanya rangsangan sentuhan satu sisi atau persinggungan. Contoh
: gerak membelit ujung batang atau sulur dari cucurbitaceae dan,passiflora.
Contoh tanaman yang bersulur adalah ercis, anggur, markisa, semangka dan
mentimun.
Sulur
akan terus tumbuh memanjang mencari struktur pendukung untuk mengokohkan
tegaknya tanaman tersebut. Sulur sangat sensitif terhadap sentuhan. Terjadinya
kontak antara sulur dengan suatu benda akan merangsang sulur tersebut tumbuh
membengkok ke arah benda yang tersentuh tadi, disebabkan terjadi perbedaan
kecepatan pertumbuhan karena di duga sel-sel yang terkena kontak sentuhan akan
memproduksi ABA yang menghambat pertumbuhan sedangkan sisi yang berlawana
menghasilkan auksin sehingga pertumbuhannya menjadi lebih cepat. Akibatnya
sulur membelok dan meliliti sumber sentuhan. Respon sulur sebagian melibatkan
perubahan turgor. Di duga telah terjadi perubahan kandungan ATP dan fosfat
anorganik yang cepat akibat rangsangan sentuhan pada sulur.
2.1.1.1.6
Gravitoprisme
Gravitropisme
merupakan gerak pertumbuhan ke arah atau menjauhi tarikan gravitasi.
Gravitropisme bersifat positif jika pertumbuhan mengarah ke bawah dan bersifat
negatif jika pertumbuhan mengarah ke atas. Bagian tumbuhan yang dapat menerima
rangsangan gravitasi adalah tudung akar dan pucuk batang. Batang dan tangkai
bunga biasanya bersifat gravitropik negatif, namun responnya sangat beragam.
Batang utama akan tumbuh 180o dari arah gravitasi sedangkan cabang, tangkai
daun, rimpang dan stolon biasanya lebih mendatar.
Berdasarkan arah pertumbuhan
terhadap gravitasi, gravitropisme terbagi menjadi orthogravitropisme
(pertumbuhan tegak lurus ke atas ataupun ke bawah), diagravitropisme
(pertumbuhan mendatar), plagiogravitropisme (pertumbuhan membentuk sudut
tertentu). Sedangkan organ yang tidak mendapat pengaruh gravitasi disebut
agravitropik.
Rangsangan gravitasi diterima oleh
sel melalui dua cara yaitu menerima perbedaan tekanan pada sel sebagai akibat
terjadinya distribusi partikel-partikel ringan dan berat yang tidak merata di
dalam sel. Kedua adalah timbulnya tekanan sebagai akibat adanya fluktuasi
perubahan status air dalam sel, akan menimbulkan tekanan yang disebabkan
kandungan sel.
Pengaruh gravitasi diterima oleh
tudung akar maupun pucuk batang. Namun penerimaan rangsangan gravitasi oleh
ujung akar dan ujung batang tidak sama. Suatu rangsangan gravitasi diterima
oleh statolit. Sel yang mengandung statolit disebut statosit. Statolit adalah
badan-badan kecil dengan berat jenis tinggi, yang mengendap ke dasar sel.
Badan-badan yang mengendap pada sitoplasma meliputi inti sel, diktiosom,
mitokondria dan butir-butir pati (amiloplas). Di antara badan-badan sel
menunjukkan bahwa amiloplas merupakan statolit di dalam sel yang menerima
rangsangan gravitasi, Beberapa bukti yang menguatkan pernyataan ini adalah:
1. Adanya hubungan yang erat antara adanya amiloplas
yang terendap dalam organ dengan kemampuan organ untuk tanggap secara
gravitropis.
2. Waktu yang diperlukan untuk respon gravitropik
berhubungan erat dengan laju pengendapan amiloplas
3. Jika akar atau koleoptil diberi giberelin dan
kinetin pada suhu tinggi menyebabkan amiloplas menghilang, demikian pula dengan
respon terhadap gravitasi.
4. Kepekaan gravitropik muncul kembali pada waktu yang
bersamaan dengan muncul kembali butir pati atau setelah tudung akar baru
muncul.
Pada Percobaan F. Went dan N.
Cholodny menjelaskan adanya pembelokan pucuk ke arah atas di sebabkan
distribusi auksin yang asimetris (tidak merata) pada tanaman dalam posisi
horizontal. Pengaruh gravitasi menyebabkan konsentrasi auksin bagian bawah
menjadi bertambah. Peningkatan kadar auksin akan merangsang pertumbuhan lebih
cepat, sehingga pucuk akan membelok ke atas. Begitupun pada akar yang memiliki
asam absisat (ABA) pada tudung akar. Akibat pengaruh gravitasi menyebabkan
akumulasi ABA lebih banyak pada bagian bawah, sehingga meningkatkan
penghambatan pertumbuhan. Akibatnya bagian sebelah atas yang ABA lebih sedikit,
akan tumbuh lebih cepat dan akar akan membelok ke bawah.
2.1.1.2 Gerak Nasti
Gerak
nasti adalah gerak tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya
rangsangan, tetapi ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri, misalnya karena
perubahan tekanan turgor.
2.1.1.2.1
Fotonasti
Fotonasti
merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan cahaya. Misalnya, gerakan
mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis
jalapa) di sore hari.
Gambar bunga pukul empat (Mirabilis
jalapa) di sore hari
2.1.1.2.2
Niktinasti
Niktinasti
merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh suasana gelap, sehingga disebut juga
gerak tidur. Misalnya, pada malam hari daun-daun tumbuhan polong-polongan akan
menutup dan akan membuka keesokan harinya ketika matahari terbit.
A.W.
Galston dan kawan-kawan mendeteksi adanya perpindahan ion kalium dari bagian
atas ke bagian bawah pulvinus dan sebaliknya. Perpindahan ion kalium telah
menyebabkan perubahan potensial osmotic yang besar pada sel-sel motor yang
mengakibatkan daun bergerak ke atas atau ke bawah. Diduga auksin terlibat dalam
kegiatan ini. IAA yang diproduksi pada siang hari terutama diangkut ke bagian
bawah petiol. Ion kalium akan bergerak ke arah di mana memiliki kandungan IAA
lebih tinggi, air masuk ke bagian bawah pulvinus dan daun bangun. Angkutan
auksin berkurang pada malam hari, terjadi reaksi sebaliknya. Auksin yang
diberikan ke bagian atas atau bagian bawah pulvinus akan menyebabkan tidur dan
bangunnya daun secara berturut-turut. Sejumlah sel di pulvinus yang menggembung
saat membuka disebut ekstensor, sedangkan sel yang mengerut dinamakan fleksor.
Gerak ini terjadi pada tumbuhan polong-polongan.
Gerak niktinasti atau gerak tidur
2.1.1.2.3
Tigmonasti atau Seismonasti
Tigmonasti
merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh rangsang sentuhan atau getaran.
Contoh gerak menutupnya daun putri malu (Mimosa
pudica) jika disentuh. Jika hanya satu anak daun dirangsang dengan
sentuhan, rangsangan itu diteruskan ke seluruh tubuh tumbuhan sehingga anak
daun lain ikut mengatup.
.
Tumbuhan ini memberikan respon sangat cepat yaitu sekitar 0,1 detik setelah
rangsangan diberikan, dan penyebaran reaksi terhadap rangsangan ini ke bagian
atas dan bawah tumbuhan berjalan antara 40-50 cm/detik. Jika ujung daun putri
malu disentuh maka akan terjadi aliran air yang menjauhi daerah sentuhan.
Adanya aliran air ini menyebabkan kadar air di daerah sentuhan berkurang,
sehingga tekanan turgornya mengecil. Akibatnya daun putri malu akan menutup dan
tampak seperti layu. Lamanya waktu menutup tergantung pada suhu dan keras
halusnya getaran.
Jika hanya satu anak daun
dirangsang, rangsangan itu diteruskan ke seluruh tumbuhan, sehingga anak daun
lain ikut mengatup. Kegunaan respon ini diduga bahwa pelipatan anak daun akan
mengagetkan dan mengusir serangga sebelum mereka sempat memakan daunnya.
Pelipatan terjadi karena air diangkut keluar dari sel motor pada pulvinus,
kejadian yang berhubungan dengan keluarnya K+. Penyebaran isyarat Mimosa telah
bertahun-tahun diteliti, terbukti ada dua macam mekanisme, elektris dan
kimiawi. Potensial kerja disebabkan oleh aliran sejumlah ion tertentu melintasi
sel parenkima (yang dihubungkan oleh plasmodesmata) xilem dan floem, dengan
kecepatan sampai sekitar 2 cm s-1. Potensial kerja tidak akan melewati pulvinus
dari satu anak daun ke anak daun lainnya, kecuali bila respon kimiawi juga
terlibat sehingga hanya beberapa anak daun saja yang terlipat. Hal ini disebabkan
oleh suatu bahan yang bergerak melalui pembuluh xilem bersamaan dengan aliran
transpirasi. Bahan aktif ini dikenal sebagai turgorin.
Gambar daun putri malu (Mimosa pudica)
2.1.1.2.4
Termonasti
Termonasti
merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan suhu, seperti mekarnya
bunga tulip. Bunga-bunga tersebut mekar jika mendadak mengalami kenaikan suhu
dan akan menutup kembali jika suhu turun.
Contoh gambar gerak termonasti, bunga mekar
karena suhu naik
2.1.1.2.5
Haptonasti
Haptonasti
merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh sentuhan serangga. Contohnya pada
tumbuhan Dionaea (sejenis tumbuhan perangkap lalat). Bila ada lalat yang
menyentuh bagian dalam daun, daun akan segera menutup sehingga lalat akan
terperangkap di antara kedua belahan daun.
Cara
kerja perangkap ini karena adanya ”nerve-like signal” atau rambut
epidermis-sensori yang dapat menimbulkan potensial kerja pada perangkap.
Potensial kerja bergerak dari rambut itu ke jaringan daun bercuping rangkap dan
mengakibatkan cuping tersebut mengatup dengan cepat dalam waktu kira-kira
setengah detik. Tumbuhan tersebut memerangkap serangga, yang kemudian dicerna
oleh enzim yang dikeluarkan daun untuk menghasilkan nitrogen dan fosfat bagi
tumbuhan.
2.1.1.2.6
Nasti Kompleks
Merupakan
gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa faktor sekaligus, seperti karbon
dioksida, pH, suhu dan kadar kalsium. Contohnya : gerak membuka dan menutupnya
stomata pada daun.
2.1.1.3 Taksis
Taksis
adalah gerak seluruh tubuh atau bagian dari tubuh tumbuhan yang berpindah
tempat dan arah perpindahannya dipengaruhi rangsangan. Gerakan yang arahnya
mendekati sumber rangsangan disebut taksis positif dan yang menjauhi sumber
rangsangan disebut taksis negatif. Umumnya terjadi pada tumbuhan tingkat
rendah.
2.1.1.3.1 Kemotaksis
Kemotaksis
merupakan gerak taksis yang disebabkan oleh rangsangan zat kimia. Contohnya :
gerak gamet jantan berflagela (spermatozoid) yang dihasilkan oleh anteridium
lumut ke arah gamet betina (sel telur) di dalam arkegonium. Spermatozoid bergerak
karena tertarik oleh sukrosa atau asam malat. Pergerakan ini terjadi karena
adanya zat kimia pada sel gamet betina.
2.1.1.3.2
Fototaksis
Fototaksis
merupakan gerak taksis yang disebabkan oleh rangsangan berupa cahaya. Contohnya
pada ganggang hijau yang langsung menuju cahaya yang intensitasnya sedang.
Tetapi bila intensitas cahaya meningkat, maka akan tercapai batas tertentu dan
ganggang hijau tiba-tiba akan berbalik arah dan berenang menuju cahaya.
Sehingga terjadi perubahan yang semula gerak fototaksis positif menjadi
fototaksis negatif.
2.2 Gerak Endonom
Gerak endonom adalah gerak yang
belum/tidak diketahui sebabnya. Oleh karena itu ada yang menduga kalau tumbuhan
itu sendiri yang menggerakkannya. Misalnya pada aliran plasma sel.
2.3 Molecular Approach To The Nyctinastic
Movement of The Plant Controlled By A Biological Clock
Ini merupakan sebuah jurnal mengenai
“Gerak Niktinastik” yang diambil dari Internatinal Journal of Molecular
Sciences karya Minoru Ueda, Noboru Takada dan Shosuke Yamamura yang berasal
dari Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Keio, Yokohama, Jepang. Jurnal
ini menceritakan tentang “Pendekatan Molekuler untuk Gerakan Niktinastik
Tanaman Dikendalikan oleh Jam Biologis”. Tanaman yang diteliti adalah tanaman
polong-polongan.
Kebanyakan
tanaman polong-polongan menutup daun mereka di malam hari dan membuka di pagi
hari. Faktor membuka dan menutupnya daun ini dipengaruhi oleh ritme sirkadian.
Ritme sirkadian biasanya dikendalikan oleh jam biologis.
Ritme
sirkadian merupakan pola alami dari proses fisiologis dan prilaku suatu
organisme yang dihitung untuk periode 24 jam. Proses-proses ini meliputi siklus
tidur-bangun, suhu tubuh, tekanan darah dan pelepasan hormon. Kegiatan ini
dikendalikan oleh jam biologis. Ritme ini akan bertahan di bawah kondisi
lingkungan yang konstan. Jam biologis merupakan mekanisme yang ditemukan dalam
organisme hidup yang mengkoordinasikan waktu, fungsi fisiologis dan prilaku
dengan siklus siang-malam.
Dalam
penelitian ini ditemukan bahwa ada zat-zat kimia atau zat-zat bioaktif gerakan
niktinastik dan zat-zat ini berbeda tergantung pada tanamannya. Kemunginan,
zat-zat bioaktif ini tidak disimpan dalam tubuh tanaman, tetapi dibutuhkan
untuk metabolisme. Transformasi enzimatik selama metabolisme harus dikontrol
oleh jam biologis. Hasil penelitian menunjukkan teori kalau gerakan niktinastik
dikontrol oleh konsentrasi antara dua zat bioaktif pada saat daun membuka dan
menutup sesuai irama yang dimiliki jam biologis.
BAB III
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari isi makalah ini adalah :
- Berdasarkan atas penyebab timbulnya gerak, dapat dibedakan antara gerak tumbuh dan gerak turgor. Berdasarkan arah rangsangannya, gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi dua, yaitu : gerak etionom dan gerak endonom (autonom).
- Berdasarkan hubungan antara arah respon gerakan dengan asal rangsangan, gerak etionom dapat dibedakan menjadi : gerak tropisme, gerak nasti dan gerak taksis.
- Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Mcam-macam gerak tropisme adalah : fototropisme, geotropisme, hidrotropisme, kemotropisme, tigmotropisme dan gravitoprisme.
- Gerak nasti adalah gerak tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan, tetapi ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri, misalnya karena perubahan tekanan turgor. Macam-macam gerak nasti adalah : fotonasti, niktinasti, termonasti, tigmonasti, haptonasti dan nasti kompleks.
- Taksis adalah gerak seluruh tubuh atau bagian dari tubuh tumbuhan yang berpindah tempat dan arah perpindahannya dipengaruhi rangsangan. Macam-macam gerak taksis adalah : fototaksis dan kemotaksis.
DAFTAR
PUSTAKA